SARAT
dengan pengetahuan dalam dunia didik-mendidik membuat Ciptono Jayin sengaja
diundang ke Madrasah Tsanawiah Negeri 2 Bandar Lampung untuk berbagi pengalaman.
Di
hadapan puluhan siswa MTs yang akan menghadapi ujian nasional (UN), Ciptono
yang merupakan kepala sekolah dan guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri
Semarang, Jawa Tengah, ini memberi motivasi bertema Bagaimana bisa survive dan
berprestasi seperti anak berkebutuhan khusus?
Pria
kelahiran Semarang, 11 November 1963, itu mengaku karena kegigihannya mendidik
anak berkebutuhan khusus (ABK) di wilayahnya, dia dibanjiri berbagai ratusan
penghargaan, baik lokal, regional, maupun internasional.
Dikisahkan
sebelumnya jika pria yang bercita menjadi dokter itu sempat patah arang karena
gagal mendaftar ke Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM), tetapi
diterima di fakultas lain, yakni keguruan bidang SLB.
Hidupnya
berubah sejak berkecimpung dengan anak berkebutuhan khusus dan membawa dirinya
menjadi guru SLB.
Baginya
menjadi guru SLB bukan akhir kehidupan, malah membuatnya terkenal dan bisa
mendedikasikan realitas keilmuannya ke seluruh pelosok Tanah Air dalam
menangani berbagai jenis ABK.
Diakuinya,
meski anak berkebutuhan khusus berbeda dari segi fisik, dari segi intelegensia,
rohani, mental, dan prestasi bisa lebih tinggi dibandingkan anak normal,
terutama jika mendapatkan penanganan khusus. Bahkan, pria pengidola mantan
Presiden RI KH Abdurrahman Wahid ini sejak 2002 mendirikan SLB yang kini
menjadi SLB Negeri Semarang .
Ia
pun membuka les kursus untuk tunanetra, tunarungu, tunadaksa, tunagrahita,
tunaganda, autis, dan tunalaras dari balai RW rumahnya.
Ciptono
mengatakan anak golongan istimewa seperti ABK itu bukan produk gagal dari
Tuhan. Sebab, bagi suami dari Uni Rininingsih ini, Tuhan menciptakan makhluk
pasti memiliki manfaat bagi kehidupan di dunia.
Tujuannya
tentu agar dapat memberikan inspirasi kebanyakan orang, terutama yang cenderung
menskeptiskan keberadaaan ABK. “Mereka(ABK) tidak perlu dikasihani, tapi diberi
kesempatan mengoptimalisasi kemampuannya agar berbuah kepercayaan diri hingga
berprestasi,” ujarnya.
Selama
menjadi guru dan kepala sekolah selama 15 tahun, dedikasinya diperuntukkan
menggali potensi ABK tak hanya di Semarang, tapi juga wilayah lain termasuk
Lampung.
Efek
positif dari eksistensinya itu, Ciptono mendapatkan ratusan berbagai
penghargaan membanggakan seperti Guru Berdedikasi Nasional dari Kemendiknas,
2003; Guru Terpuji LPMP Jawa Tengah 2011, pemenang PGRI Pusat Award 2010,
maupun pemenang penghargaan Guru Wiraswasta Berperestasi 2012 dari Universitas
Dipenogoro.
Itu
belum termasuk pembimbing rekor tiga ABK Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri)
yakni kategori tunagrahita menggambar kedua tangan dengan kualitas sama
baiknya; tunanetra hafal 650 berbagai jenis lagu; anak lemah tungkai tangan
bias membuat tas motif dengan kedua kakinya.
Saat
ini ayah dua anak itu menyandang 16 rekor Muri yang tertuang dalam 14 CD yang
sudah ditonton hampir di tiap sekolah di Tanah Air. Tak hanya itu, Ciptono juga
tercatat sebagai peraih penghargaan Kick Andy’s Heroes 2010 untuk kategori
pejuang pendidikan nasional. Bahkan, di 2015 ini dia mendapat penghargaan dari
Asoka Inovator for Public di Washington DC, Amerika Serikat.
“Jika
semua penghargaan saya dijumlahkan, nilainya Rp1 miliar. Inti langkah saya
selalu memberikan semangat, bahkan ABK biss selalu bersemangat, menginspirasi
dengan berbagai prestasinya. Siswa normal seharusnya bisa mengikuti bahkan
melampaui prestasi ABK. Saya bekerja hanya untuk mengabdi dengan tulus dengan
hidup berjuang dan bermanfaat bagi orang banyak,” ujarnya.
Terkait
sukses membentuk siswa ABK berprestasi, pria yang sudah menerbitkan lebih dari
10 judul buku ini menyebut kunci suksesnya adalah merebut hati ABK sehingga
membuat mereka mudah dikendalikan.
Ciptono
masih memiliki impian untuk mendirikan pondok pesanteren dan wisata rohani
muslim di Denpasar, Bali, serta membangun taman wisata inspirasi Ciptono seluas
30 herkare di Palangkaraya, Kalimantan.
Ciptono
juga miliki hak kekayaan intelektual (HKI) buat produk cipta batik ciprat Jawa
Tengah yang dihasilkan dari perajin yang merupakan lulusan ABK, anak jalanan,
lansia, mantan korban narkoba, juga tahanan KPK dan rehabilitasi BNN yang masa
hukumannya tinggal 1-2 tahun. Gunanya memberikan masukan dan mengasuh para ABK.
Pria
yang berhasil meluluskan 300 siswa ABK berpretasi di lingkungan kerja secara
nasional juga akan terus bergeriliya keliling Indonesia hingga tiap pelosok
memberikan motivasi pendidikan dan berbagai nilai hidup. Bahkan, Ciptono
mengaku sering dapat tawaran mengisi motivasi dengan gratis.
“Saya
bahkan tidak segan kalu harus menginap di salah satu rumah warga yang memiliki
ABK. Itu semata untuk mendekat diri dengan sesama dan memahami serta
mengimplikasikan rasa solidaritas dan kemanusiaan saya kepada lingkungan
sosial,” ujarnya.
0 Komentar untuk "Ciptono: Anak Berkebutuhan Khusus Adalah Anugerah Tuhan"